bukan aku menentu takdir

aku berangkat tatkala kamu siap melebarkan sayap

walau masih belum teguh berdiri namun pasti

angin kencang sudah berani kau rempuh

atau setidak-tidaknya kamu sudah mampu

mengembang sayap dan melayang di atas awan,

ribut itu jangan kau tentang

tapi belayarlah mengikut angin

sebagaimana kita berdayung menghilir

mengikut arus air yang mengalir.

sampai waktu aku pergi tidak kembali

jangan kau tunggu kerana bukan ada janji

bukan aku melepas beban yang dipikul

mungkin sudah tersurat dan tercatat

dalam apa pun aku tetap gagal

tidak juga mampu menjadi penjaga

siangmu dan malammu.

anggaplah aku berdusta dalam melafazkan kata

memungkiri segala janji

jika kelak kita bertemu kembali

lidahku pun harus kau potong

demikian itu aku lebih rela

dari kau menganggapku pendusta

tetapi, bukan aku menentu takdirku

maaflah!

bila senyummu pun sudah enggan aku terima

walau hatiku ingin mendakapmu erat-erat

14 Julai,2010